Thursday, December 15, 2005

ketika pesantren jadi arena pengambilan sidik jari


weleh-welwh-welwh

orang kok pada ribut mengenai pengambilan sidik jari ke pesantren-pesantren
"ini agar ketahuan teroris atau enggak" begitu kata orang-orang
ada yang pro dan ada yang kontra

weleh-weleh-weleh leh leh
mungkin Gusdur bisa saja langsung bilang "gitu aja kok repot"
aku sendiri kadang-kadang geleng-geleng kepala
gitu aja kok ribut

nah sekarang opiniku
kalau pemerintah mau ngambil sidik jari ya ambil saja
kalau orang-orang pesantren memang nggak ada yang teroris ya minta aja diambil sidik jarinya
ini kan bisa membuktikan bahwa Islam itu memang bukan teroris

Setelah itu pesantren bisa ganti nyuruh pemerintah untuk mengambil sidik jari di vihara-vihar atau di gereja-gereja atau seluruh sekolah agama lain.
Nanti dengan begitu pasti akan ketahuan mana terorisnya, didikan darimana

eh kalau belum ketemu juga.
sekarang seluruh agamawan tadi nyuruh lagi ke pemerintah untuk mengambil sidik jari para tentara, polisi dan yang lain
kalau semua sudah di data dan belum ketahuan juga, maka anggap saja terorisnya dari luar negri

kalau sudah begitu ya semua orang Indonesia yang diluar negri harus diambil sidiknya tadi.
eh kalau belum ketemu juga, ya sidik jarinya si Bush ya harus diambil juga.
pasti deh langsung ketemu siapa terorisnya

Jadi jangan takut diambil sidik jarinya, kalau memang kita tidak berniat macem-macem. Karena sebenarnya semua orang harus di data agar negara ini aman.
Penanganan untuk yang lainpun akan cepat.
gitu lho opiniku

jadi ya jangan marah, wong ini cuma opini.
Sidik jariku juga sudah diambil beberapa kali sama polisi
aku nggak marah.
lha wong itu untuk sim.

Atau di pesantren itu harusnya sekalian bikin sim semua aja. Jadi sekalian ada manfaatnya. nggak perlu lagi antri atau nembak sim lagi.
Kalau sudah begitu kan nggak ada yang nolak. lha wong ada manfaatnya.

Monday, December 05, 2005

gubraaak


kulihat orang itu
orangnya lucu
tingkah lakunya membuatku tersenyum
gerak geriknya mengingatkanku pada seseorang

Dia bersama anaknya
bermain-main dan bercanda
kadang kejar-kejaran
kadang ledek-ledekan

Anaknya terjatuh
Dia malah tambah ngeledeknya
anaknya bangun
sambil bersungut-sungut

Dia terus bercanda
anaknya mulai keluar lagi tawanya
ngejar lagi, bercanda lagi
aku tersenyum

aku teringat seseorang
yang perangainya seperti dia

tiba-tiba Gubraaaak
lha dia kan istri dan anakku
kini mereka menertawakanku
karena aku jatuh dari kursiku

aku ketiduran..... he..he..he

Sunday, December 04, 2005

kerjaan dan kejenuhan


Aku kadang berpikiran bahwa jadi karyawan itu menjemukan
gimana tidak, coba?
Jika seorang operator pabrik, bekerja sudah 10 tahun, eh 3 tahun saja!
Kerjanya hanya itu-itu saja, ngoperasiin mesin yang itu itu juga
Mungkin jika sambil merem atau mungkin lebih ekstrim sambil pingsan, pasti mesin itu dapat dioperasikannya.

Atau seorang karyawati garmen, yang kerjanya menjahit saja
kebayang ya, sudah seperti robot saja kali kerjanya.
aku nggak kebayang saja. Bukannya aku mau mencela pekerjaan mereka, mereka sudah punya andil dalam menjalankan perusahaan agar tetap hidup.
Tetapi ya itu tadi,..... apa tidak ada kejenuhan dalam hidupnya ya?

Mungkin tukang dagang lebih enak kali ya?
eh tapi mungkin itu yang bisa mengembangkan dagangnya ding.
kalau yang tidak ya sami mawon.
Contohnya kemarin aku ketemu tukang soto yang sering aku beli ketika duduk di SMA
Padahal kini umurku sudah kepala 4.

Dia masih saja begitu. Masih berjualan di situ, buka jam segitu dan tutup juga jam segitu.
Apa tidak jenuh ya....... jenuh kali ya, atau malah sudah ternikmati dengan senikmat-nikmatnya, sehingga tidak mau mengembangkannya?

Eh ngomong-ngomong aku sendiri juga gitu.
Mungkin masih sedikit lebih baik variasinya.
Aku seorang tukang insinyur perpipaan sudah kerja sekitar 14 sampai 15 tahun
ada beberapa kenaikan jenjang walau kecil.

Kayaknya harus ada sedikit variasi lagi kali ya?
Umur 40 tahun itu seharusnya sudah jadi direktur, yang harus berpikiran keluar dan berwawasan luas.
Eh dasar aku, mungkin termasuk orang yang seperti operator tadi kali ya, nggak atau belum jenuh-jenuh.

Sudah saatnya aku dan kalian yang baca, sadar dunia ini berputar
carilah variasi, baik dalam kerja, ibadah maupun yang lain.
cobalah kerjaan yang lain, nikmati sensasinya. Jangan jadi karyawan yang seharusnya sudah jenuh.

aaah ngalamun aja, ayo kerja!!!